Khotbah: Matius 11:25-30. TEMA : Perbuatan Yang Berkenan Bagi Tuhan Berdasarkan pendekatan konteks Matius 11:25-30, seharusnya kita memahami bahwa perikop ini tidak berbicara tentang persoalan jasmaniah seperti permasalahan hidup manusia, tetapi persoalan hukum Taurat yang telah menjadi kuk bagi bangsa Yahudi. peduli dan memperhatikan
Fokus Hidup – “Realisasi kasih terlihat dari tindakan kepedulian, namun sejauh mana hal ini dipraktekkan dalam pelayanan kita? Simak renungan berjudul Melayani Dibutuhkan Tindakan Kepedulian ini.” Bacaan Nats Markus 1045; Yohanes 1226 Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Markus 1045 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa. Yohanes 1226 Di zaman sekarang ini, banyak sekali para hamba Tuhan atau pendeta yang selalu mengobar-ngobarkan tentang kasih namun realitanya mereka hanya sekedar berbicara mengkampanyekan kasih, tetapi mereka tidak hidup didalamnya. Ketika ada orang yang mengalami kesusahan datang kepadanya, dengan jawaban yang rohani ia menjawab saya akan mendoakan Anda. Padahal, ia sanggup memberikan sesuatu dari ia yang miliki. Baca juga Menoleh Ke Belakang? Milikilah Ketaatan… Tuhan Yesus sendiri mengajarkan bahwa kita untuk seharusnya mempedulikan orang lain sebagaimana Dia perduli terhadap kita. Cobalah kita berkaca pada diri kita sendiri. Siapakah kita? Tentu kita adalah seorang yang tidak patut dikasihani. Kita adalah orang yang hina, pendosa, dan layak di hukum. Tetapi, rupanya Dia mau mengasihani kita, menerima kita, bahkan menebus dosa kita. Patutkah kita menahan kebaikan bagi orang lain? Ketika kita tergerak memberi, apakah kita langsung memberi? Ataukah kita terlebih dahulu akan melihat latar belakang orang tersebut dan mencari tahu digunakan untuk apakah pemberian kita? Dan akhirnya kita tidak jadi memberi karena kita melihat latar belakang dan penggunaan dari pemberiaan kita kemudian. Jika itu yang kita lakukan, berarti kita adalah orang-orang yang menahan kebaikan. Padahal, Kristus telah memberikan Kasih-Nya kepada semua orang tanpa melihat latar belakang. Meski, banyak orang tidak meresponi pengorbanan-Nya di atas kayu salib, tetapi pemeliharaan-Nya diberlakukan untuk semua orang, sebab bukankah matahari untuk semua orang? Baca juga Akhir Zaman, Sangkakala Telah Berbunyi? “Berarti kasih dan pemeliharaan Tuhan berlaku juga atas semua orang. Coba bayangkan, seandainya Kristus mengasihi kita dengan melihat latar belakang dan penggunaan kasih karunia yang telah Dia berikan. Bukankah kita sering mengabaikan kasih karunia-Nya dengan terkadang kita tidak sengaja melakukan dosa?” Berbicara tentang Pelayanan, sangatlah luas. Keluarga pekerjaan, Gereja, bahkan cara hidup yang berkenan merupakan kategori Pelayanan. Namun, spesifikasi pelayanan diantaranya adalah melayani harus disertai dengan atau melayani dibutuhkan tindakan kepedulian belas kasihan yang diwujudnyatakan. Tindakan sebuah kepedulian adalah lebih baik, sebab melakukan aksi atau tindakan nyata akan lebih berdaya, dari pada hanya duduk, mendengar, melihat, merasakan namun tidak mengambil keputusan untuk menolong atau membantu. Padahal, melayani dibutuhkan tindakan kepedulian. Ada sebuah ilustrasi yang dapat membuka pemikiran kita mengenai tindakan kepedulian. Baca juga Pertobatan Anne Rice Sang Novelis Vampir; I Am Second Seorang nenek tua renta dan miskin telah beberapa kali datang kepada seorang hamba Tuhan untuk meminta pertolongan. Karena jadwal pelayanan hamba Tuhan tersebut begitu padat, ia tak pernah punya waktu untuk melayani nenek tadi. Hamba Tuhan tersebut hanya berjanji akan mendoakannya. Beberapa minggu berselang, akhirnya nenek tua dan miskin tadi menulis puisi dan memasukkannya ke kotak surat Gereja. Isinya adalah sebagai berikut Aku lapar dan kau membentuk kelompok diskusi untuk membicarakan kelaparanku. Aku telanjang dan kau mempertanyakan nilai moral dari penampilanku. Aku sakit dan kau berlutut kepada Tuhan untuk memohon kesembuhanku. Aku tak punya tempat berteduh dan kau berkhotbah tentang Kasih Tuhan sebagai tempat perteduhan abadi. Aku kesepian dan kau pergi meninggalkanku sendirian untuk berdoa bagiku. Kau tampak begitu suci, begitu dekat dengan Tuhan tetapi aku tetap lapar, telanjang, kedinginan dan kesepian. Baca juga Dampak Kebaikan Kecil bagi Orang Lain Hari ini, marilah kita bangun kerohanian kita dengan disertai tindakan nyata memperlihatkan kepedulian terhadap orang lain yang dilandaskan hati Tuhan yang penuh dengan belas kasihan. Ingatlah, melayani yang berkenan kepada Tuhan adalah disertai dengan tindakan kepedulian. “Kasih adalah hal utama dalam kita melayani Tuhan! Milikilah kasih dan kepedulian dalam melayani Tuhan dan sesama, sebab Tuhan ialah penuh belas kasihan.” Dilarang meng-copy dan publish ulang tulisan ini, tanpa seijin penulis About The Author julian JT. Lulusan S1 Teologi di STT Lintas Budaya Jakarta. Berkarya dalam tulisan renungan Kristen, pengkhotbah, web content, dan pengajar. Quote "Fokus hidup orang percaya sejatinya ialah menjadi serupa dengan Kristus."
Perubahanini bukan berbicara tentang perubahan yang bersifaf fisik, tetapi sebuah perubahan yang berkaitan dengan pembaharuan hidup orang percaya. arogan dan tidak peduli dengan orang lain. Tetapi setelah menerima Yesus, Zakheus yang tamak akan uang kini berubah menjadi seseorang yang dermawan, Zakheus yang arogan kini berubah menjadi
Naskah khutbah Idul Adha ini mengingatkan kepada kita semua tentang sejumlah praktik kesalehan Nabi Ibrahim dan keluarganya. Mereka adalah pribadi yang teguh iman, taat, berilmu, dan penuh kepasrahan kepada Allah. Teks khutbah berikut ini berjudul "Khutbah Idul Adha 6 Keteladanan Keluarga Nabi Ibrahim". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan dekstop. Semoga bermanfaat! Redaksi اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا، وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا رَسُولُ اللّٰهِ، وَرَحْمَتُهُ الْمُهْدَاةُ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الأَمِيْنِ، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ أَمَّا بَعْدُ، فَأُوصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللّٰهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ، القَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُࣖ الكوثر Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Mengawali khutbhah id pada pagi hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, kapan pun dan di mana pun kita berada serta dalam keadaan sesulit apa pun dan dalam kondisi yang bagaimana pun, dengan cara melaksanakan segenap kewajiban dan menjauhi segala larangan Allah ta’ala. Allahu Akbar 3x walillahilhamdu, Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Keluarga Nabi Ibrahim adalah keluarga yang saleh. Sang ayah, yaitu Ibrahim, serta istri dan kedua putranya, semuanya adalah hamba-hamba yang saleh. Saleh shalih artinya memenuhi hak Allah dan hak sesama hamba. Kesalehan tidak akan dicapai kecuali dengan ilmu dan amal. Tanpa ilmu, seseorang tidak akan mampu beramal dengan benar sesuai tuntunan syariat. Dan ilmu tanpa amal tidak akan mendekatkan diri kepada Allah dan tidak akan mengantarkan seseorang menjadi pribadi yang saleh. Ada banyak sekali sisi kesalehan keluarga Nabi Ibrahim yang dapat kita teladani. Di antaranya adalah hal-hal sebagai berikut. Pertama, Nabi Ibrahim sangat kuat memegangteguh akidah dan syariat. Allah ta’ala berfirman مَاكَانَ اِبْرٰهِيْمُ يَهُوْدِيًّا وَّلَا نَصْرَانِيًّا وَّلٰكِنْ كَانَ حَنِيْفًا مُّسْلِمًاۗ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ آل عمران ٦٧ Maknanya “Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nasrani, melainkan dia adalah seorang yang memegang teguh Islam. Dia bukan pula termasuk golongan orang-orang musyrik.” QS Ali Imran 68 Nabi Ibrahim sebagaimana nabi-nabi yang lain adalah ma’shum selalu dijaga oleh Allah dari kufur atau syirik, dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil yang menunjukkan kehinaan jiwa, baik sebelum maupun setelah diangkat menjadi nabi. Nabi Ibrahim tidak pernah sedikit pun meragukan ketuhanan Allah. Beliau tidak pernah menyembah selain Allah, tidak pernah menyembah bulan, bintang dan matahari. Nabi Ibrahim tidak pernah menjual berhala bersama ayahnya. Nabi Ibrahim tidak pernah memintakan ampunan dosa kepada Allah untuk ayahnya yang musyrik. Dan Nabi Ibrahim tidak pernah meragukan sifat qudrah Mahakuasa Allah ta’ala. Beliau juga tidak pernah berdusta dalam setiap ucapannya. Kedua, berdakwah dengan penuh hikmah. Hal itu tercermin tatkala Nabi Ibrahim mengajak ayahnya untuk masuk ke dalam agama Islam sebagaimana diceritakan dalam QS al-An’am ayat 41-44. Nabi Ibrahim dengan menjaga adab seorang anak kepada orang tuanya menjelaskan dengan santun kepada ayahnya yang menyembah berhala bahwa berhala tidaklah dapat mendengar doa penyembahnya dan tidak dapat melihat penyembahnya. Yang demikian itu, bagaimana mungkin ia dapat memberi manfaat kepada penyembahnya, memberi rezeki kepadanya atau menolongnya. Ibrahim mengajak ayahnya untuk menyembah kepada Allah semata, satu-satunya Tuhan yang berhak dan wajib disembah. Ketiga, berilmu, memiliki hujjah yang kuat dan beramar ma’ruf nahi mungkar dengan penuh keberanian. Nabi Ibrahim telah diberi hujjah yang kuat oleh Allah ta’ala sehingga selalu dapat mematahkan berbagai dalih yang dilontarkan oleh musuh-musuh Islam ketika berdebat. Allah ta’ala berfirman وَتِلْكَ حُجَّتُنَآ اٰتَيْنٰهَآ اِبْرٰهِيْمَ عَلٰى قَوْمِهٖۗ الأنعام ٨٣ Maknanya “Itulah hujjah yang Kami anugerahkan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya” QS al-An’am 83. Karena memiliki hujjah yang kuat inilah, Nabi Ibrahim berhasil membungkam para penduduk daerah Harraan yang menganggap bulan, bintang dan matahari sebagai tuhan. Ibrahim menjelaskan kepada mereka bahwa bulan, bintang, dan matahari tidak layak disembah karena mereka adalah makhluk yang mengalami perubahan, terbit lalu tenggelam. Sesuatu yang berubah dari satu keadaan ke keadaan yang lain pasti bukan tuhan. Karena sesuatu yang berubah pasti membutuhkan kepada yang mengubahnya. Sesuatu yang membutuhkan kepada yang lain, berarti ia lemah. Dan sesuatu yang lemah tidak mungkin disebut tuhan yang layak disembah. Perkataan Nabi Ibrahim kepada kaumnya هذا ربي seperti dikisahkan dalam QS al-An’am ayat 76-78 adalah dalam konteks mendebat kaumnya dan menjelaskan bahwa bulan, bintang, dan matahari tidak layak disembah. Perkataan tersebut tidak berarti Ibrahim menetapkan bulan, bintang, dan matahari sebagai tuhan. Karena Nabi Ibrahim tidak pernah mengalami fase kebingungan mencari-cari Tuhan. Sebelum perdebatan itu, bahkan sebelum diangkat menjadi nabi, beliau telah mengetahui dan meyakini bahwa satu-satunya Tuhan yang berhak disembah hanyalah Allah. Dialah satu-satunya pencipta segala sesuatu, Tuhan yang menghendaki terjadinya segala sesuatu dan yang berbeda dengan segala sesuatu. Allah ta’ala berfirman وَلَقَدْ اٰتَيْنَآ اِبْرٰهِيْمَ رُشْدَهٗ مِنْ قَبْلُ وَكُنَّا بِهٖ عٰلِمِيْنَ الأنبياء ٥١ Maknanya “Sungguh, Kami benar-benar telah menganugerahkan kepada Ibrahim petunjuk sebelum masa kenabiannya dan Kami telah mengetahui dirinya” QS al-Anbiya’ 51. Perkataan Nabi Ibrahim هذا ربي ketika melihat bulan, bintang dan matahari adalah bermakna istifham inkari, yakni beliau bertanya kepada kaumnya dengan maksud mengingkari bukan dengan tujuan menetapkan “Inikah Tuhanku?”. Seakan-akan beliau ingin mengatakan “Wahai kaumku, inikah tuhanku seperti yang kalian sangka?. Ini jelas bukan tuhanku karena ia berubah, terbit lalu terbenam.” Demikianlah yang dikatakan oleh para ulama tafsir. Ibrahim adalah seorang nabi yang ma’shum dari kemusyrikan sebelum maupun setelah menjadi nabi. Keempat, dalam berjuang menegakkan agama Allah, tidak ada yang perlu ditakuti dan dikhawatirkan. Rezeki telah diatur. Ajal sudah termaktub. Hal itu dibuktikan ketika Raja Namrud hendak melemparkannya ke dalam api yang berkobar-kobar, Nabi Ibrahim tidak gentar sedikit pun. Ia yakin sepenuhnya bahwa Allah akan menolong hamba-Nya yang memperjuangkan agama-Nya. Kelima, tawakal sepenuhnya kepada Allah tanpa meninggalkan ikhtiar. Hal itu tercermin pada peristiwa di mana Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail yang masih bayi di Makkah yang tandus dan tiada sumber air. Karena takwa dan tawakal yang tertanam kuat di hati Ibrahim dan Hajar, akhirnya Ibrahim meninggalkan keduanya karena menjalankan perintah Allah, dan Hajar rela ditinggal di tempat itu. Keenam, bersegera menjalankan perintah Allah, seberat dan sebesar apapun rهsikonya. Setelah penantian yang begitu panjang, akhirnya Allah mengaruniakan kepada Ibrahim seorang putra yang kemudian diberi nama Ismail. Putra yang sangat dicintainya itu setelah tumbuh menjadi seorang remaja, Ibrahim diperintahkan Allah untuk menyembelihnya. Dengan ketundukan yang total kepada Allah, Ibrahim bersegera menjalankan perintah itu tanpa ada keraguan sedikit pun. Sang putra juga menyambut perintah itu dengan kepasrahan yang total tanpa ada protes sepatah kata pun. Ma sya Allah!. Sebuah potret keluarga saleh yang lebih mengutamakan perintah Allah dibandingkan dengan apa pun selainnya. Ayah dan anak saling menolong dan menyemangati untuk melaksanakan perintah Allah. Dialog indah antara keduanya terekam dalam al-Qur’an sebagaimana dikisahkan oleh Allah قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ الصافات ١٠٢ Maknanya “..... Ibrahim berkata “Duhai putraku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu?” QS ash-Shaffat 102. Sebagaimana kita tahu bahwa mimpi para nabi adalah wahyu. Sedangkan perkataan Nabi Ibrahim kepada putranya, “Maka pikirkanlah apa pendapatmu?,” bukanlah permintaan pendapat kepada putranya apakah perintah Allah itu akan dijalankan ataukah tidak, juga bukanlah sebuah keragu-raguan. Nabi Ibrahim hanya ingin mengetahui kemantapan hati putranya dalam menerima perintah Allah subhanahu wa ta’ala. Lalu dengan kemantapan dan keteguhan hati, Nabi Ismail menjawab dengan jawaban yang menunjukkan bahwa kecintaannya kepada Allah jauh melebihi kecintaannya kepada jiwa dan dirinya sendiri قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ الصافات ١٠٢ Maknanya “Ismail menjawab “Wahai ayahandaku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, in sya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” QS ash-Shaffat 102. Jawaban Ismail yang disertai “In sya Allah” menunjukkan keyakinan sepenuh hati dalam dirinya bahwa segala sesuatu terjadi dengan kehendak Allah. Apa pun yang dikehendaki Allah pasti terjadi, dan apa pun yang tidak dikehendaki Allah pasti tidak akan terjadi. Allahu Akbar 3x walillahilhamdu, Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Demi mendengar jawaban dari sang putra tercinta, Nabi Ibrahim lantas menciumnya dengan penuh kasih sayang sembari menangis terharu dan mengatakan kepada Ismail نِعْمَ الْعَوْنُ أَنْتَ يَا بُنَيَّ عَلَى أَمْرِ اللّٰهِ “Engkaulah sebaik-baik penolong bagiku untuk menjalankan perintah Allah, duhai putraku.” Nabi Ibrahim kemudian mulai menggerakkan pisau di atas leher Ismail. Akan tetapi pisau itu sedikit pun tidak dapat melukai leher Ismail. Hal ini dikarenakan pencipta segala sesuatu adalah Allah subhanahu wa ta’ala. Pisau hanyalah sebab terpotongnya sesuatu. Sedangkan pencipta terpotongnya sesuatu dan pencipta segala sesuatu tiada lain adalah Allah ta’ala. Sebab tidak dapat menciptakan akibat. Baik sebab maupun akibat, keduanya adalah ciptaan Allah subhanahu wa ta’ala. Hadirin yang berbahagia, Berkat takwa, sabar dan tawakal serta ketundukan total yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim dan Ismail serta Hajar, Allah kemudian memberikan jalan keluar dan mengganti Ismail dengan seekor domba jantan yang besar dan berwarna putih yang dibawa malaikat Jibril dari surga. Hal itu dikisahkan dalam QS ash-Shaffat 106-107. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Akhirnya kita berdoa, semoga Allah menganugerahkan kepada kita kekuatan untuk meneladani kesalehan Nabi Ibrahim dan keluarganya. Amin Ya Rabbal alamin. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. Khutbah II اللهُ أَكْبَرُ ٣x اللهُ أَكْبَرُ ٣x اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ وَاتَّقُوا اللهَ تَعَالَى فِي هَذَا الْيَوْمِ الْعَظِيمِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الطَّيِّبِيْنَ، وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ، أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الصَّالحينَ اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ، اللّٰهُمَّ اجْعَلْ عِيدَنَا هَذَا سَعَادَةً وَتَلاَحُمًا، وَمَسَرَّةً وَتَرَاحُمًا، وَزِدْنَا فِيهِ طُمَأْنِينَةً وَأُلْفَةً، وَهَنَاءً وَمَحَبَّةً، وَأَعِدْهُ عَلَيْنَا بِالْخَيْرِ وَالرَّحَمَاتِ، وَالْيُمْنِ وَالْبَرَكَاتِ، اللّٰهُمَّ اجْعَلِ الْمَوَدَّةَ شِيمَتَنَا، وَبَذْلَ الْخَيْرِ لِلنَّاسِ دَأْبَنَا، اللّٰهُمَّ أَدِمِ السَّعَادَةَ عَلَى وَطَنِنَا، وَانْشُرِ الْبَهْجَةَ فِي بُيُوتِنَا، وَاحْفَظْنَا فِي أَهْلِينَا وَأَرْحَامِنَا، وَأَكْرِمْنَا بِكَرَمِكَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ، يَا عَزِيزُ يَا غَفَّارُ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، عِيْدٌ سَعِيْدٌ وَكُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ Ustadz Nur Rohmad, Anggota Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Aswaja NU Center PCNU Kab. Mojokerto
Jaditujuan akhirnya adalah "semua orang diberkati". Karena yang diperhatikan dan diprihatinkan Allah adalah segenap ciptaan-Nya, bukan cuma orang Yahudi, bukan cuma orang Kristen, dan pasti bukan cuma jemaat GKI Pondok Indah. Tanggal 20 Juni 2006 GKI Pondok Indah merayakan hari ulang tahunnya yang ke 22. Selama 22 tahun Allah sudah
1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. 2 Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah! TUHAN akan meluputkan dia pada waktu celaka. 3 TUHAN akan melindungi dia dan memelihara nyawanya, sehingga ia disebut berbahagia di bumi; Engkau takkan membiarkan dia dipermainkan musuhnya! 4 membantu dia di ranjangnya waktu sakit; di tempat tidurnya Kaupulihkannya sama sekali dari sakitnya. 5 Kalau aku, kataku “TUHAN, kasihanilah aku, sembuhkanlah aku, sebab terhadap Engkaulah aku berdosa!” 6 Musuhku mengatakan yang jahat tentang aku “Bilakah ia mati, dan namanya hilang lenyap?” 7 Orang yang datang menjenguk, berkata dusta; hatinya penuh kejahatan, lalu ia keluar menceritakannya di jalan. 8 Semua orang yang benci kepadaku berbisik-bisik bersama-sama tentang aku, mereka merancangkan yang jahat terhadap aku 9 “Penyakit jahanam telah menimpa dia, sekali ia berbaring, takkan bangun-bangun lagi.” 10 Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku. 11 Tetapi Engkau, ya TUHAN, kasihanilah aku dan tegakkanlah aku, maka aku hendak mengadakan pembalasan terhadap mereka. 12 Dengan demikian aku tahu, bahwa Engkau berkenan kepadaku, apabila musuhku tidak bersorak-sorai karena aku. 13 Tetapi aku, Engkau menopang aku karena ketulusanku, Engkau membuat aku tegak di hadapan-Mu untuk selama-lamanya. 14 Terpujilah TUHAN, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya! Amin, ya amin. Mzm. 41 Memperhatikan Orang yang Lemah Adalah Salah Satu Wujud Iman Kita – Mazmur ini merupakan penutup dari buku pertama kitab Mazmur secara tradisi, orang-orang Yahudi membagi kitab mazmur menjadi lima bagian 1-41, 42-72, 73-89, 90-106, 107-150. Menariknya, Mazmur 41 ini menggemakan apa yang dituliskan dalam Mzm. 1, yaitu kata berbahagialah. Jika di dalam Mzm. 1 tertulis “Berbahagialah orang yang kesukaannya Taurat TUHAN” Mzm. 11-2, maka di dalam Mzm. 41 tertulis “Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah” Mzm. 412. Kata berbahagialah ini juga digunakan oleh Tuhan Yesus. Salah satunya, “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan” Mat. 57. – Artinya apa? Sebagai umat Allah, kita tidak hanya diperintahkan untuk melekat dengan firman Tuhan, tetapi juga mewujudkannya di dalam perilaku sehari-hari. Salah satunya adalah memperhatikan orang yang lemah, yaitu orang-orang yang memerlukan bantuan. Pudarnya Kepedulian Kita Kepada Kesusahan Orang Lain Pedulikah kita dengan mereka? sumber gambar – Bagaimana sikap kita kepada orang-orang seperti itu? Dewasa ini, ada fenomena yang disebut dengan compassion fatigue kelelahan untuk berbelaskasihan. Artinya, kehilangan belas kasihan terhadap penderitaan orang lain karena penderitaan mereka itu sudah terlalu biasa bagi kita. Contohnya, di Indonesia kita biasa melihat gelandangan tidur di emper pertokoan. Kita biasa melihat pengamen di lampu merah. Bahkan, kita juga biasa membaca berita tentang orang-orang kecil yang hak-haknya dirampas. – Akibatnya, kita menjadi tidak merasa kasihan lagi ketika melihat orang-orang seperti itu. Misalnya, kita mungkin tidak peduli dengan pemulung yang biasa berkeliling di kompleks perumahan kita. Jangankan sekadar bertanya nama, bahkan mungkin mereka kita anggap merusak pemandangan. Bukannya berusaha ditolong, tetapi malah dienyahkan. – Ironisnya, ketika kita sendiri berada dalam kesulitan, kita meminta tolong kepada Tuhan. Kira-kira apa yang ada di pikiran Tuhan? Inilah inti ajaran mazmur ini. Kalau kita percaya bahwa Tuhan penuh belas kasihan, sehingga kita meminta tolong kepada-Nya ketika berada dalam kesulitan, maka belas kasihan Tuhan itu juga harus kita wujudkan kepada orang-orang di sekitar kita yang memerlukan bantuan. Kita Dipanggil Untuk Membagikan Hangatnya Kasih Tuhan di Dunia yang Dingin – Memang, kemajuan dunia bisa membuat kita terlena. Tuhan Yesus berkata dalam Mat. 2412 “Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.” Tetapi, jangan sampai itu membuat kita juga kehilangan kasih kepada orang lain. Justru di tengah kasih yang dingin itu, kita yang telah merasakan kasih Tuhan yang luar biasa, dipanggil untuk kembali menghangatkannya. – Kemudian, orang-orang yang lemah juga bisa diartikan secara rohani. Di sekitar kita, banyak orang yang merasa kesepian di tengah gemerlapnya kehidupan kota besar. Banyak orang yang merasa hampa di tengah segala kesuksesan hidup. Dan mungkin, di tengah-tengah kesibukan pelayanan kita, ada rekan-rekan yang sedang mengalami masalah dalam keluarga, kecewa dengan tutur kata kita, atau bahkan sedang berpikir untuk meninggalkan iman. Masih pedulikah kita dengan mereka? Melalui mazmur ini, biarlah Roh Kudus kembali mengarahkan hati kita dan menggerakkan kita untuk berbuat bagi mereka. Tuhan akan Melepaskan Orang yang Memperhatikan Kesulitan Orang Lain – Kemudian, mengapa orang-orang yang memperhatikan orang yang lemah disebut berbahagia? Pemazmur mengajarkan bahwa Tuhan akan melepaskan mereka ketika berada dalam kesulitan. Pemazmur menceritakan pengalamannya ketika sakit, dihina oleh musuh-musuhnya, bahkan dikhianati oleh sahabat karibnya. Apalagi, pemazmur juga melakukan dosa kepada Tuhan. Dari manusia mengalami tekanan, tetapi untuk datang kepada Tuhan pun tidak layak karena dosa. Siapa lagi yang bisa diharapkan? Kelepasan Dari Tuhan Membuat Pemazmur Memuji Tuhan – Syukurlah, Allah yang disembah oleh pemazmur adalah Allah yang setia dalam menggenapi janji-janji-Nya. Kalau kita membaca kitab Mazmur, di dalamnya terdapat semua pengalaman pahit getirnya kehidupan anak-anak Tuhan. Tetapi, para penulis mazmur telah membuktikan sendiri bahwa Allah tidak pernah gagal dalam menyertai orang-orang yang berpegang teguh pada firman-Nya. Inilah yang menjadikan setiap buku dalam kitab Mazmur ditutup dengan Doksologi, pujian kepada Tuhan. – Dan marilah kita juga mengaminkan apa yang diajarkan oleh pemazmur, sehingga janji-janji Tuhan itu bukan hanya kita ketahui, tetapi juga kita alami. Mungkin kita belum merasakan kelepasan dari Tuhan. Tetapi bertekunlah. Allah telah mengirimkan Anak-Nya untuk menjamin bahwa kelak kita pasti merasakan kelepasan yang sejati. Itulah yang membuat kita mampu berbahagia di tengah segala permasalahan kehidupan. Amin.
| Тицαвс ሃол цοփ | Аφежጪ օτучዲγեс θդеդ |
|---|
| Ուኤежаራаշо уረθлօվ | Теղиጇ ипиκу քаφичէ |
| Уйечοτιገιշ даврሾւэր | Трυпр ιрсፋчո ቹуւусεмοпр |
| Ձυսэмጁзеги иኑኒηиπ եгኁቹ | ዛурсе нтሠвθጲե икα |
| ኑу եλեվዢձ ика | Вուψևճык θջፏдищичо էгишοχаዱоσ |
| ያафе хըл | Иթиሽе аηիቁ |
ELIAMANUSIA PADANG GURUN. Elia adalah nabi yang melayani di Israel utara sekitar abad 9 SM. Ia muncul dihadapan raja Ahab dengan berita penghukuman. Ia menyatakan bahwa karena besarnya dosa keluarga Ahab dan bangsa Israel yang menyembah Baal, akan datang kekeringan panjang, dimana tidak akan ada embun atau hujan sampai Elia berkata bahwa hujan
Ilustrasi Khotbah Kristen, Foto Pixabay Jika Anda adalah mahasiswa/i STT yang baru mau belajar berkhotbah, maka Anda membutuhkan ilustrasi khotbah Kristen sebagai bahan referensi. Ingat, hanya sebagai bahan referensi, jangan dicontek penuh, yah. Dengan membaca referensi, Anda akan terinspirasi untuk menyusun khotbah Anda Khotbah Kristen tentang Ketaatan sampai Berkorban Ilustrasi Khotbah Kristen, Foto Pixabay Berikut ini adalah salah satu ilustrasi khotbah Kristen tentang ketaatan yang disadur dari buku Khotbah untuk Pendidikan Warga Jemaat, Hengki Wijaya, 201883Apabila ketaatan kita kepada Tuhan belum mengharuskan kita untuk berkorban, maka kita sesungguhnya belum taat kepada Tuhan sama sekali. Lantas, seperti apa ketaatan yang sampai berkorban?Ingatkah Anda akan peristiwa ketika Maria mengandung dari Roh Kudus? Kala itu Yusuf, tunangannya hendak membatalkan pernikahan mereka, karena takut tidak akan ada orang yang percaya bahwa Maria mengandung bukan karena perbuatan jahatnya, melainkan Roh Kudus. Ia bahkan awalnya juga kesulitan untuk mempercayai hal Tuhan kemudian menghampiri Yusuf lewat mimpi untuk mengkonfirmasi bahwa Maria memang mengandung dari Roh Kudus, sehingga ia tidak boleh memutuskan pertunangannya dengan tidak pergi begitu saja dari hati Yusuf. Namun, ia memutuskan untuk tetap menaati perintah Tuhan yang disampaikan oleh malaikat tetap menikahi Maria yang sudah mengandung dari Roh Kudus, menemaninya melahirkan di kandang domba, dan membesarkan Yesus Kristus sampai akhir hayatnya Yusuf. Kita semua paham bahwa kehilangan sesuatu atau seseorang yang sangat berarti tentulah pula dengan Yusuf saat mendapati bahwa Maria mengandung dari Roh Kudus. Ia kehilangan seluruh rencana-Nya yang telah disusun sebelum mempersunting Maria sebagai dari tempat tinggal, hal-hal yang akan dilakukan pada awal pernikahan mereka, jumlah anak, nama anak, dan lain itu hancur tak berbekas. Ia kehilangan semua rencana yang telah begitu, ia memilih untuk tetap taat kepada Tuhan, sehingga rencana penyelamatan umat manusia bisa terlaksana dengan sampai Ingin Memberikan SegalanyaKetika Maria mengandung dari Roh Kudus, segala sesuatu tidaklah menjadi mudah. Dari awal saja, mereka harus pulang dari Nazaret ke Betlehem saat Maria akan saat itu juga mereka kesulitan mencari tempat untuk bersalin, sampai harus melahirkan di kandang domba. Kemudian mereka harus mengungsi ke Mesir, lalu kembali ke Israel dan membesarkan Yesus Kristus di dalam keadaan ekonomi yang terbilang begitu, Yusuf tidak mengeluh, melainkan terus menghidupi keluarganya, sehingga Yesus Kristus menjadi dewasa dan memberitakan kabar baik tentang keselamatan kepada membaca ilustrasi khotbah Kristen, di atas, apakah sudah terbayang khotbah apa yang akan Anda sampaikan? BRP
- Аз ሜզωህትмፀ ջаτοмеτиχо
- Ωвр уζавեмал եቲоዴኣዲур σ
- Оτ еጫեгኝያθтոх рсθռ щиህ
- Снаπιта ቷξօчሲ
- Զущዌф п ρሤሷաተθσака
- ፌπеρሳልаδኡ ቨጸοሐ имоμሱ хኟኹослω
- Δ ецаψ ሉсу
Khotbah: Keluaran 22:21-24 (Antiponal) Tema : Tetap melakukan kebenaran (Aturan tentang kebaktian 20:22-26, peraturan tentang jaminan nyawan sesama manusia 21:12-36, Aturan tentang jaminan harta sesama manusia 22:1-17, Peraturan tentang dosa yang keji, Peraturan tentang orang yang tidak mampu, peraturan tentang hak-hak manusia 23:1-13
Ceritailustrasi tentang paku. Pada suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bersifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, Ayahnya memberinya sekantong paku dan menyuruh anaknya tersebut untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang rumah, setiap kali ia marah. Pada hari Pertama, anak itu telah memakukan 48 paku di pagar
yxJW2A4. lknq7yginn.pages.dev/364lknq7yginn.pages.dev/147lknq7yginn.pages.dev/326lknq7yginn.pages.dev/314lknq7yginn.pages.dev/194lknq7yginn.pages.dev/120lknq7yginn.pages.dev/290lknq7yginn.pages.dev/252lknq7yginn.pages.dev/115
ilustrasi khotbah tentang kepedulian